Thursday 8 September 2016

15

Setelah Berdiri Dan Berdesakan

Sudah agak lama aku tidak merasakan lelahnya berdiri dan berdesakan dari Ngawi hingga Solo lalu tertidur setelah dapat kursi. Memang biasanya setelah dapat jatah kursi, orang suka ketiduran dan lupa dengan siapa yang ngasih kursi. Dikira dengan ngasih amplop berisi dua puluh ribuan kita udah seneng? Belum! Padahal uang segitu juga masih kurang jika mau digunakan untuk membeli sekotak sempak merk Indomaret.

"Lha, kamu dikasih dua puluh ribu saja kok mbok pilih?"

Pemilu waktu itu diadakan di jam pagi, aku nganggepnya itu adalah uang ganti rugi bangun pagiku sebagai manusia merdeka, ganti rugi libur nyangkulnya pak tani, ganti rugi libur kerjanya para karyawan, ganti ruginya pegawai yang gak bisa nyoto di jam kerja!

Ahh..., tidurku terlalu nenyak.



https://www.pinterest.com


Awal semester, sebelum ada kendaraan buat kuliah, aku kalau mudik selalu minta bantuan temen buat nganterin ke terminal, terus jualan kacang. Eh, enggak ding.
Dulu setiap mudik aku sering sekali naik bus, dan pengalaman pertama naik bus dari Jogja ke Ngawi adalah merasa tersindir oleh lirik lagu yang dibawakan pengamen ketika aku sedang pura-pura tidur.

Pengamen memberiku banyak dan bermacam pengalaman bertransportasi. Pernah waktu itu aku dicaci-maki oleh pengamen karena gak sengaja ngasih receh cuma 200 perak, tapi juga pernah ada pengamen yang diusir kenek bus karena merasa suaranya sebagus Adam Levine tapi kenyataannya malah mirip suara kucing kawin. Ada juga salah satu pengamen unik yang suka tampil membacakan puisi berisi kritik sosial yang entah karya sendiri atau siapa, pengamen ini kadang suka nongol di jalanan daerah Klaten.

Beragam pedagang juga sering aku temui, pedagang yang suka mengecer dan menaruh barang dagangannya di pangkuan setiap penumpang lalu diambil kembali ketika tidak dibeli, juga pedagang yang rajin berkampanye menjabarkan semua fungsi dan kelebihan dagangannya layaknya seorang politikus handal. Dan jangan lupakan persaingan sengit antar penjual arem-arem dan tahu gembos.

Yang paling menyenangkan dari naik bus adalah aku bisa belajar menjadi manusia dengan mengamati polah manusia lainnya. Sulit memang, tapi cobalah amati beberapa manusia yang terlihat di sekitarmu, coba intiplah tingkah polah manusia lain dari balik jendela kaca tembus pandang sebelah kursimu. Tidak jarang kamu akan menemukan manusia lanjut usia dengat semangatnya menggendong dan menawarkan barang dagangannya. Aku melihat banyak yang seperti itu.

"Apa iya laku?"

"Dapet untung berapa sih?"

"Apa gak capek ya?"

Peertanyaan seperti itu suka nempel dan memaksa otak untuk menemukan jawaban di sepanjang perjalanan. Dari situ mulailah otak ini sok-sokan tau menjawab pertanyaan tadi. Begini:


"Apa iya laku?" 
"Susah kayaknya."

"Dapet untung berapa sih?"
"Palingan cuma sedikit."

"Apa gak capek ya?"
"Pasti capek."

Baiklah! Mungkin barang yang mereka jual gak begitu laku, untungnya gak seberapa, lumayan juga rasa lelahnya, tapi jika mereka kebanyakan mikir hasilnya seperti apa, mungkin jadinya mereka gak berusaha dan gak berbuat apa-apa, seperti aku yang cuma berani mengintip dari balik jendela kaca.

Dari sekian banyak pengalaman, yang aku sesalkan dari naik bus adalah aku tidak pernah pernah berani menyapa dan mengajak bicara penumpang wanita yang ada di sebelahku.

Tuesday 2 August 2016

28

Revisi Sampai Pagi



“Akhirnya, udah enem jam baru ketemu errornya yang mana. Oke, ini bentar lagi kelar sih, tinggal bagian..., eh, ini udah setengah empat? Bentar, nanggung kalau gak diselesein....”


20 menit kemudian.


“DIAAAMMMPUOOOOT!!! INI KENAPA MALAH JADI ERROR SEMUA!!!???”

Iya, kira-kira begitulah hari-hari yang saya lalui selama dua semester terakhir ini. Tidur pagi, bangun siang, capek, mata perih, meriang, pusing, sariawan, dan bibir pecah-pecah karena suka melototin layar komputer sambil ngemil kabel USB.

Sebenernya niat gabung komunitas blog itu supaya lebih produktif dan semangat buat ngeblog, soalnya di situ lebih banyak temen, tapi cerita berkata lain, malah hampir setaun blog ini gak pernah digrepe-grepe sama pemiliknya. Ini semua karena sikap malas yang alami dan didukung sepenuhnya oleh tugas kerja praktek dari kampus.

Kerja Praktek! Sebelum ngambil tugas akhir, mahasiswa jurusan TI sini diwajibin buat nyelesein kerja praktet terlebih dulu, dan kerja praktek ini gak beda jauh sama kegiatan tugas akhir, tetep bikin laporan, tetep dapet dosen pembimbing, dan yang paling bikin sedih adalah kami (mewakili temen-temen yang merasa terdzolimi) dipaksa melakukan sesuatu yang lebih banyak mengadung mudarat dari pada manfaat, dan sesuatu itu adalah Ngoding bikin program!

                                Catatan : Ngoding adalah kegiatan mengetik bahasa aneh dan rumit di komputer, ngoding juga memiliki efek samping yang lebih mengerikan dari makan rica-rica kecoa.

Karena ukuran otak ini gak lebih gede dari bisul jerapah, maka kerja praktek ini gak bisa dikelarin dalam satu semester, akhirnya saya ngambil perpanjangan. Ini adalah semester kedua, artinya jika gak selesai dalam dua semester mau gak mau mesti ganti judul!

Perjuangan yang juga berat dari kerja praktek ini adalah nyariin dan nungguin bimbingan dari dosen pembimbing yang kadang-kadang ngilang entah kemana lalu tiba-tiba muncul setelah kita gak ada persiapan apa-apa.
Untungnya, saya dapet dosen pembimbing yang asik dan deket sama rakyatnya, walaupun kadang suka nge-bully dan nyuruh revisi tiada henti.

Berikut adalah beberapa bukti bully-an yang terjadi di grup whatsapp bimbingan KP :


Maaf, kalau ini saya sih yang mulai.




Ini kami lagi ngomongin santet.



   Catatan : Percakapan tersebut tidak hanya terjadi
di grup WA, tapi juga terjadi saat bimbingan. 

Setelah perjuangan dan penantian panjang dan melelahkan di atas, akhirnya pembuatan laporan bisa selesai dan udah dikumpulin, kini tinggal nunggu jadwal seminar, tapi untuk programnya masih ada revisi dan suruh nambahin ini itu. Doain aja semoga kerja praktek ini kelar dan lancar semuanya..., amin. Dan yang paling penting semangat buat nulis tetep ada dan selalu ada, karena rajin nulis atau ngeblog itu banyak manfaatnya buat diri sendiri, contohnya orang yang rajin ngeblog itu efeknya bisa dilihat dari tulisannya yang semakin hari semakin rapi dan enak dibaca, beda banget sama postingan ini yang kesannya masih loncat dan acak-acakan. 

Rasanya pengen banget bisa kayak temen-temen blogger yang konsisten nulis walaupun gimana repot sibuknya mereka tapi tetep bisa ada waktu buat ngebblog.
Harapan saya semoga sifat pemalas yang ada pada diri saya ini pelan-pelan dihilangkan. Doakan!